Jumat, 16 Mei 2014

Asas-Asas Kurikulum (ASAS FILOSOFIS)


MAKALAH
ASAS-ASAS KURIKULUM
(ASAS FILOSOFIS)

Untuk memenuhi Tugas Pengembangan Kurikulum PAI


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Masa depan bangsa terletak dalam tangan generasi muda, mutu bangsa di kemudian hari bergantung pada pendidikan yang dikecak oleh anak-anak sekarang, terutama melalui pendidikan formal yang diterima sekolah. Apa yang akan dicapai disekolah ditentukan oleh kurikulum sekolah itu. Jadi ,barangsiapa yang menguasai kurikulum memegang nasib bangsa dan negara. Maka dapat dipahami bahwa kurikulum sebagai alat yang begitu vital bagi perkembangan bangsa dipegang oleh pemerintah suatu negara. Dapat pula dipahami betapa pentingnya usaha mengembangkan kurikulum itu. Pengembangan kurikulum merupakan suatu proses yang kompleks, dan melibatkan berbagai komponen yang saling terkait.
 Oleh sebab setiap guru merupakan kunci utama dalam pelaksanaan kurikulum, maka ia harus pula memahami seluk-beluk kurikulum. Hingga batas tertentu, dalam skala mikro, guru juga seorang pengembang kurikulum bagi kelasnya.
Asas-asas kurikulum merupakan faktor-faktor yang perlu diperhatikan dan di pertimbangkan oleh para pengembang dalam merencanakan atau mengembangkan kurikulum. Asas - asas tersebut adalah filosofis (filsafat pendidikan dan filsafat negara), psikologis (psikologi anak, perkembangan dan belajar), sosiologis (kemasyarakatan) dan organisatoris (organisasi kurikulum). Namun, dalam Makalah ini penulis memberi batasan masalah hanya pada bahasan asas filosofis.
Semoga dengan makalah ini dapat menambah pengetahuan tentang Asas asas kurikulum khususnya mengenai “ASAS FILOSOFIS” di dalam materi kuliah Pengembangan Kurikulum PAI.
.
1.2.     Rumusan Masalah
1.    Apa pengertian dari asas filosofis?
2.    Bagaimana Asas filosofis dalam pengembangan kurikulum?
3.    Apa saja manfaat filsafat bagi kurikulum?

1.3.     Tujuan Penulisan
1.         Untuk mengetahui tentang apa pengertian dari asas filosofis.
2.         Untuk mengetahui bagaimana Asas Filosofis dalam pengembangan kurikulum.
3.         Untuk mengetahui apa saja manfaat filsafat bagi kurikulum.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1.     Pengertian Filsafat (Filosofis)
Secara etimologis filsafat berasal dari dua kata yaitu philare yang berarti cinta dan sophia yang berarti kebijaksanaan. Filsafat berarti cinta pada kebijaksanaan. Agar dapat berbuat bijak, maka seseorang harus berpengetahuan. Pengetahuan tersebut diperoleh dari proses berfikir, yaitu berfikir sistematis, logis dan mendalam. Dalam mengambil keputusan mengenai kurikulum seseorang pengembang kurikulum harus memperhatikan falsafah, baik falsafah bangsa, falsafah lembaga pendidikan dan falsafah pendidik.
Perbedaan falsafah dengan sendirinya akan menimbulkan perbedaan dalam tujuan pendidikan, bahan pengajaran yang disajikan, dan juga cara mengajar serta penilaiannya. Pendidikan di negara otokratis akan berbeda dengan negara demokratis, pendidikan yang menganut agama budha akan berbeda dengan pendidikan yang menganut agama Islam atau kristen. Sebagai contoh pada waktu bangsa Indonesia dijajah Jepang, maka kurikulum yang dianut pada masa itu disesuaikan dengan kepentingan dan sistem nilai yang dianut oleh Jepang. Setelah Indonesia mencapai kemerdekaan, secara utuh bangsa Indonesia menggunakan Pancasila sebagai dasar dan falsafah hidup dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, maka kurikulum pendidikan pun disesuaikan dengan nilai-nilai Pancasila itu sendiri. Dalam penyusunan kurikulum di Indonesia yang harus diacu adalah filsafat pendidikan Pancasila. Filsafat pendidikan dijadikan dasar dan terarah, sedang pelaksanaannya melalui pendidikan.

2.2     Asas Filosofis dalam Pengembangan Kurikulum
Filsafat ,jika dilihat dari fungsinya secara praktis, adalah sebagai sarana bagi manusia untuk memecahkan berbagai problematika kehidupan yang dihadapinya, termasuk dalam problematika di bidang pendidikan. Filsafat sangat penting karena harus dipertimbangkan dalam mengambil keputusan tentang setiap aspek kurikulum. Untuk tiap keputusan harus ada dasrnya. Filsafat adalah cara berpikir yang sedalam-dalamnya,yakni sampai akarnya tentang hakikat sesuatu.
Ada orang yang berpendapat bahwa guru tak perlu mempelajari filsafat, karena sangat abstrak dan karena itu tak praktis dan tidak ada manfaatnya bagi pekerjaannya. Pendirian itu terlampau picik, karena apa yang dilakukan guru harus didasarkan pada apa yang dipercayai, diyakininya sebagai benar dan baik. Filsafat itu antara lain menentukan kepercayaan kita tentang apakah hakikat manusia, khususnya hakikat anak dan sifat-sifatnya, apakah sumber kebenaran dan nilai-nilai yang hendaknya menjadi pegangan hidup kita, tentang apakah yang baik, apakah hidup yang baik, apakah yang sebaiknya diajarkan kepada anak didik ,apakah peranan sekolah dalam masyarakat, apakah peranan guru dalam proses mengajar dan lain-lain.
Tujuan pendidikan (goal ,objektive, atau purpose) berfungsi bukan saja bersifat mengarahkan, tetapi juga menjadi dasar dalam menentukan isi pelajaran, metode dan prosedur pengajaran maupun penilaian, bahkan mendasari motivasi kerja murid dan guru sekolah. Melihat fungsi yang sedemikian penting ini, maka jelaslah bahwa tujuan bahwa tujuan pendidikan merupakan dasar yang sangat penting dalam penyusunan kurikulum . oleh karena itu, sewajarnyalah jika tujuan pendidikan mendapat kesempatan pertama dalam pembahasan masalah kurikulum ini, dalam rangka realisasi sistem pendidikan nasional.
Para pengembang kurikulum harus mempunyai filsafat yang jelas tentang apa yang mereka junjung tinggi. Filsafat yang kabur akan menimbulkan kurikulum yang tidak menentu arahnya.kini terdapat berbagai aliran filsafat, masing-masing dengan dasar pemikiran tersendiri.
a.              Falsafah Pendidikan
Maksud dan tujuan pendidikan disusun berdasarkan kumpulan pemikiran falsafah pendidikan. Sebuah tujuan pendidikan adalah sebuah pernyataan dari pemikiran penulis yang meyakini falsafahnya, yang diarahkan langsung untuk misi sekolah.
1)      Perennalialisme
Untuk menghadapi situasi krisis itu, perenialisme memberikan pemecahan dengan jalan “kembali kepada kebudayaan masa lampau” kebudayaan yang di anggap ideal.
Aliran ini bertujuan mengembangkan kemampuan intelektual anak melalui pengetahuan yang “abadi ,universal dan absolut” Kurikulum yang diinginkan oleh aliran ini terdiri atas ubject atau mata pelajaran yang terpisah sebagai disiplin ilmu dengan menolak penggabungan seperti IPA atau IPS. Hanya mata pelajaran yang sungguh mereka anggap dapat mengembangkan kemampuan ntelektual seperti matematika, fisika, kimia.biologi yang diajarkan.
2)      Idealisme
Filsafat ini berpendapat bahwa kebenaran itu berasal dari “atas”, dari dunia supra-natural dari Tuhan. Filsafat ini umumnya diterapkan disekolah yang berorientasi religius, semua siswa diharuskan mengikuti pelajaran agama, menghadiri khutbah dan membaca kitab suci. Biasanya disiplin temasuk ketat, pelanggaran diberi hukuman yan setimpal bahkan dapat dikeluarkan dari sekolah. Namun pendidkan intelektual juga sangat diutamakan dengan menentukan standar mutu yang tinggi.
3)      Realisme
Filsafat realisme mencari kebenaran di dunia ini sendiri. Melalui pengamatan dan penelitian ilmiah dapat ditemukan hukum-hukum alam. Kurikulum ini tidak memperhatikan minat anak, namun diharapkan agar menaruh minat terhadap pelajaran akademis. Ia harus sungguh-sungguh mempelajari buku-buku berbagai disiplin ilmu.
4)      Pragmatisme
Aliran ini juga disebut aliran instrumentalisme atau utilitariansme dan berpendapat bahwa kebenaran adalah buatan manusia berdasarkan pengalamannya. Tidak ada kebenaran mutlak, kebenaran adalah tentatif dan dapat berubah. Dalam perencanaan kurikulum orang tua dan masyarakat sering dilibatkan agar dapat memadukan sumber-sumber pendidikan formal dengan sumber sosial, politik dan ekonomi guna memperbaiki ekonomi kondisi hidup manusia.
5)      Eksistensialisme
Filsafat ini menguatamakan individu sebagai faktor dalam menentukan apa yang baik dan benar. Sekolah berdasarkan eksistensialisme mendidik anak agar ia menentukan pilihan dan keputusan sendiri dengan menolak otoritas orang lain. Ia harus bebas berpikir dan mengambil keputusan sendiri secara bertanggungjawab. Sekolah ini menolak segala kurikulum,pedoman, intruksi, buku wajib, dan lain-lain dari pihak luar. Anak harus mencari identitasnya sendiri, menentukan standarnya sendiri dan kurikulmnya sendiri. Dengan sendiriannya mereka tidak dipersiapkan untuk menempuh ujian nasional.
Sekolah tanpa filsafat laksana kapal tanpa kemudi. Filsafat yang berbeda atau bertentangan di kalangan pendidik tak akan membawa bahtera pendidikan ke arah tujuan tertentu. Segala keputusan yang diambil mengenai pendidikan atau kurikulum, bila ditelusuri secara mendalam ,mempunyai dasar filosofis. Sering filsafat yang mendasarinya tidak dinyatakan secara eksplisit.
Keputusan tentang PPSI ,CBSA, muatan lokal, Pendidikan dasar 9 tahun, tentu ada dasar falsafahnya. Demikian pula di dalam kelas, bila guru menghukum atau memuji anak, menjalankan disiplin keras atau lunak, mendorong atau melarang anak menjadi penyanyi , membolehkan anak-anak bekerja sama, menyuruh anak mencari data dari lapangan, di belakang itu ada falsafhnya. Tentu diharapkan agar tindakan itu mempunyai dasar filosfis yang konsisten.

b.             Falsafah Negara Pancasila Sebagai Dasar Pendidikan Nasional
Dalam ketetapan MPR-RI No. IV/MPR/1973 tentang Garis-Garis Besar Halauan Negara, dikemukakan bahwa “ pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah serta berlangsung seumur hidup, oleh karenanya ,agar pendidikan dapat dimiliki oleh seluruh rakyat sesuai dengan kemampuan masing-masing individu, maka pendidikan tersebut merupakan tanggungjawab keluarga, masyarakat dan pemerintah. Pancasila yang kita akui dan diterima sebagai filsafat dan pandangan hidup bangsa kita, yang dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari hari, dijadikan pula filsafat pendidikan kita.
Setiap negara tentu mempunyai filsafat yang berbeda. Artinya landasan filosofis dan tujuan pendidikannya juga berbeda. Di Indonesia, landasan filosofis pengembangan sistem pendidikan nasional secara formal adalah Pancasila yang terdiri atas lima sila, yaitu:
a)                   Ketuhanan Yang Mahaesa, b)   Kemanusiaan yang adil dan beradab, c) Persatuan Indonesia, d)  Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan e)  Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Implikasinya bagi pengembang kurikulum adalah :
a.      Nilai-nilai pancasila harus dipelajari secara mendalam dan komprehensif sesuai dengan sifat kajian filsafat, baik dari segi ontologi, epistemologi dan aksiologi.
b.     Kelima sila tersebut berisi nilai-nilai moal yang luhur sebagai dasar dan sumber dalam merumuskan tujuan pendidikan pada setiap tingkatan memilih dan mengembangkan isi/bahan kurikulum ,stategi pembelajaran .media pembelajaran dan sistem evaluasi.

2.3      Manfaat Filsafat Bagi Kurikulum
Manfaat filsafat bagi kurikulum, yakni:
a.             Filsafat pendidikan menentukan arah ke mana anak-anak harus dibimbing. Sekolah ialah suatu lembaga yang didirikan oleh masyarakat untuk mendidik anak menjadi manusia dan warga negara yang dicita-citakan oleh masyarakat itu. Jadi, filsafat menentukan tujuan pendidikan.
b.             Dengan adanya tujuan pendidikan ada gambaran yang jelas tentang hasil pendidikan yang harus dicapai, manusia yang bagaimana yang harus dibentuk.
c.             Filsafat juga menentukan cara dan proses yang harus dijalankan untuk mencapai tujuan itu.
d.            Filsafat memberikan kebulatan kepada usaha pendidikan, sehingga tidak lepas-lepas. Dengan demikian terdapat kontinuitas dalam perkembangan anak.
e.             Memberikan petunjuk apa yang harus dinilai dan hingga mana tujuan itu telah tercapai.
f.              Memberi motivasi dalam proses belajar-mengajar, bila jelas diketahui apa yang ingin dicapai.



BAB III
PENUTUP
A.            Kesimpulan
Sebagai kesimpulan dari uraian makalah ini,  adalah bahwa asas-asas dalam pengembangan kurikulum yang perlu diperhatikan adalah ,dengan asas falsafah, maka akan terarah, sebab segala keputusan yang diambil mengenai pendidikan atau kurikulum, bila tanpa landasan falsafah maka layaknya seperti kapal tanpa pengemudi. Secara etimologis filsafat berasal dari dua kata yaitu philare yang berarti cinta dan sophia yang berarti kebijaksanaan. Filsafat berarti cinta pada kebijaksanaan. Agar dapat berbuat bijak, maka seseorang harus berpengetahuan.

B.            Kritik dan Saran
Demikian makalah yang dapat kami susun. Tentunya dalam penguraian di atas masih banyak pengurangan dan kelemahan di dalamnya. Oleh karena itu, kritik dan saran pembaca yang sifatnya membangun sangat kami harapkan. Untuk itu apabila dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan dalam uraian, kami mohon maaf yang sebesar besarnya. Akhirnya semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kelompok kami khususnya dan bagi para para pembaca umumnya amin.



DAFTAR PUSTAKA
»          Arifin, Zainal .Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2013).
»          Idi Abdullah, Jalaluddin H , Filsafat Pendidikan,(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,2011).
»          Hamalik,Oemar ,Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya,2013).
»          Mulyana, E, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013,( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013).
»          Nasution S. ,Asas-Asas Kurikulum,(Jakarta:Bumi Aksara,2011).
»          Khobir,Abdul , Filsafat Pendidikan Islam (Pekalongan: Stain Press,2009).
Share:

Rabu, 14 Mei 2014

Bulan

/**
 * @(#)bulan.java
 *
 *
 * @author
 * @version 1.00 2014/5/14
 */


 class bulan{

     public static void main(String args[]){
        //Deklarasi Variabel Array dan sekaligus pemberian nilai elemen
        int haribulan[] = {31,29,31,30,31,30,31,31,30,31,30,31};
        //Menampilkan Output
        System.out.println("\nSeptember mempunyai "+haribulan[8]+"hari");
        System.out.println("Februari mempunyai "+haribulan[1]+"hari\n");
    }
   
    }
   
 
Share:

Multidimensi

/**
 * @(#)Multidimensi.java
 *
 *
 * @author
 * @version 1.00 2014/5/14
 */


public class Multidimensi {

    public static void main(String[] args) {
        char multiChar[ ][ ]=new char[10][5];
        char multiChar2[ ][ ]={{'a','b','c'},{'d','e','f'}};
        int tigaDimensi[ ][ ] [ ]=new int[10][10][10];
        int tigaDimensi2[][][]= {{{1,2,3},{4,5,6}},{{7,8,9},{10,11,12}}};
        System.out.println("Karakter pada baris ke-1 dan kolom ke-1: "+ multiChar2[1][1]);
        System.out.println("Karakter pada baris ke-1 dan kolom ke-1: "+tigaDimensi2[1][1][1]);
   
   
       
   
}  
   
}
Share:

Bulan1

/**
 * @(#)bulan1.java
 *
 *
 * @author
 * @version 1.00 2014/5/14
 */


public class bulan1 {

  public static void main(String args[]){
      //Deklarasi Variabel Array
      int haribulan[];
      //Penciptaan array index 12
      haribulan = new int[12];
      haribulan[0] = 31;
      haribulan[1] = 29;
      haribulan[2] = 31;
      haribulan[3] = 30;
      haribulan[4] = 31;
      haribulan[5] = 30;
      haribulan[6] = 31;
      haribulan[7] = 31;
      haribulan[8] = 30;
      haribulan[9] = 31;
      haribulan[10] = 30;
      haribulan[11] = 31;
      //Menampilkan Output
      System.out.println("\nSeptember mempunyai" + haribulan[8]+"hari");
      System.out.println("Februari mempunyai "+ haribulan[1]+"hari\n");
 
    }
   
   
}
Share:

Selasa, 13 Mei 2014

Tugas


/**
* @(#)bulan.java
*
*
* @author
* @version 1.00 2014/5/13
*/

import java.util.Scanner;
public class bulan {

public static void main (String[] args){


String haribulan[][]= {{"31","29","31","30","31","30","31","31","30","31","30","31"},
{"JAN","FEB","MAR","APR","MEI","JUN","JUL","AGUS","SEP","OKT","NOV","DES"}};
int a;
System.out.print("Inputkan nilai : ");
a=new Scanner(System.in).nextInt();
System.out.println( haribulan[1][a] +" mempunyai " +haribulan[0][a] + " Hari");
}
}
Share:

Jumat, 09 Mei 2014

Isi Pokok Kandungan Al-Qur'an


MATERI Pendidikan Agama Islam
ISI POKOK KANDUNGAN AL-QUR’AN






BAB I

PENDAHULUAN



A.     Latar Belakang Masalah



Al-Qur’an merupakan mukjizat yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad agar disampaikan kepada umat manusia yang  mengandung beberapa hal separti: Aqidah, Tuntutan Ibadah, Janji dan Ancaman, Hukum Pergaulan Bermasyarakat. Inti Sejarah. Kandungan al-Qur’ an tersebut agar dipahami dan dilakukan oleh manusia.

Al-Qur’an yang memang betul-betul dipahami, bukan saja dibaca akan melahirkan tokoh-tokoh Islam yang beriman dan mampu menciptakan perubahan dalam masyarakat demi kemajuan suatu negeri. Dicontohkan disini, negara Islam Iran yang mampu melahirkan banyak tokoh Islam yang cendekia sehingga keberadaannya disegani oleh Amerika karna mampu menciptakan senjata seperti nuklir. Amerika dibuat waspada oleh adanya ilmuan-ilmuan Islam ini.



B.     Rumusan Masalah



1.      Apa isi kandungan al-Qur’an?

2.      Apa saja isi pokok al-Qur’an?

3.      Apa saja manfaat kisah-kisah al-Qur’an?



C.     Manfaat dan Tujuan Penulisan



1.      Agar mengerti isi kandungan di dalam al-Qur’an

2.      Agar mengetahui isi pokok al-Qur’an

3.      Agar mengetahui manfaat kisah-kisah al-Qur’an









BAB II

PEMBAHASAN



A.     Isi Kandungan Al-Qur’an

Isi Al-Qur’an mencakup dan menyempurnakan pokok- pokok ajaran dari kitab-kitab Allah SWT yang terdahulu (Taurot, Injil, dan Zabur). Sebagian ulama mengatakan, bahwa Al-Qur’an mengandung tiga pokok ajaran: a) Keimanan b) Akhlak dan budi pekerti, dan c) Aturan tentang pergaulan hidup sehari-hari antar sesama manusia.

Sebagian ulama yang lain berpendapat, bahwa Al-Qur’an berisi dua peraturan pokok: a) Peraturan yang mengatur hubungan manusia dengan Allah SWT, dan b) Peraturan yang mengatur hubungan manusia dengan sesamanya, dan dengan alam sekitarnya.

Kelengkapan dan kesempurnaan isi Al-Qur’an ini diakui juga oleh para pakar Barat, di antaranya oleh Edward Gibbon. Ahli sejarah Inggris (1737-1794) ini mengatakan. "Al-Qur’an adalah sebuah kitab agama, yang membahas tentang masalah-masalah kemajuan, kenegaraan, perniagaan, peradilan, dan undang-undang kemiliteran dalam Islam. Isi Al-Qur’an sangat lengkap, mulai dari urusan ibadah, ketauhidan, sampai soal pekerjaan sehari-hari, mulai dari masalah rohani sampai hal-hal jasmani, mulai dari pembicaraan tentang hak-hak dan kewajiban segolongan umat sampai kepada pembicaraan tentang akhlak dan perangai serta hokum siksa di dunia”

Al-Quran adalah kitab suci agama islam untuk seluruh umat muslim di seluruh dunia dari awal diturunkan hingga waktu penghabisan spesies manusia di dunia baik di bumi maupun di luar angkasa akibat kiamat besar.

Di dalam surat-surat dan ayat-ayat alquran terkandung kandungan yang secara garis besar dapat kita bagi menjadi beberapa hal pokok atau hal utama beserta pengertian atau arti definisi dari masing-masing kandungan inti sarinya, yaitu sebagaimana berikut ini :

1.      Aqidah / Akidah: Aqidah adalah ilmu yang mengajarkan manusia mengenai kepercayaan yang pasti wajib dimiliki oleh setiap orang di dunia. Alquran mengajarkan akidah tauhid kepada kita yaitu menanamkan keyakinan terhadap Allah SWT yang satu yang tidak pernah tidur dan tidak beranak-pinak. Percaya kepada Allah SWT adalah salah satu butir rukun iman yang pertama. Orang yang tidak percaya terhadap rukun iman disebut sebagai orang-orang kafir.

2.      Ibadah : Ibadah adalah taat, tunduk, ikut atau nurut dari segi bahasa. Dari pengertian "fuqaha" ibadah adalah segala bentuk ketaatan yang dijalankan atau dkerjakan untuk mendapatkan ridho dari Allah SWT. Bentuk ibadah dasar dalam ajaran agama islam yakni seperti yang tercantum dalam lima butir rukum islam. Mengucapkan dua kalimah syahadat, sholat lima waktu, membayar zakat, puasa di bulan suci ramadhan dan beribadah pergi haji bagi yang telah mampu menjalankannya.

3.      Akhlak : Akhlak adalah perilaku yang dimiliki oleh manusia, baik akhlak yang terpuji atau akhlakul karimah maupun yang tercela atau akhlakul madzmumah. Allah SWT mengutus Nabi Muhammd SAW tidak lain dan tidak bukan adalah untuk memperbaiki akhlaq. Setiap manusia harus mengikuti apa yang diperintahkanNya dan menjauhi laranganNya.

4.      Hukum-Hukum : Hukum yang ada di Al-quran adalah memberi suruhan atau perintah kepada orang yang beriman untuk mengadili dan memberikan penjatuhan hukuman hukum pada sesama manusia yang terbukti bersalah. Hukum dalam islam berdasarkan Alqur'an ada beberapa jenis atau macam seperti jinayat, mu'amalat, munakahat, faraidh dan jihad.

5.      Peringatan / Tadzkir : Tadzkir atau peringatan adalah sesuatu yang memberi peringatan kepada manusia akan ancaman Allah SWT berupa siksa neraka atau waa'id. Tadzkir juga bisa berupa kabar gembira bagi orang-orang yang beriman kepadaNya dengan balasan berupa nikmat surga jannah atau waa'ad. Di samping itu ada pula gambaran yang menyenangkan di dalam alquran atau disebut juga targhib dan kebalikannya gambarang yang menakutkan dengan istilah lainnya tarhib.

6.      Sejarah-Sejarah atau Kisah-Kisah : Sejarah atau kisah adalah cerita mengenai orang-orang yang terdahulu baik yang mendapatkan kejayaan akibat taat kepada Allah SWT serta ada juga yang mengalami kebinasaan akibat tidak taat atau ingkar terhadap Allah SWT. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari sebaiknya kita mengambil pelajaran yang baik-baik dari sejarah masa lalu atau dengan istilah lain ikibar.

7.      Dorongan Untuk Berpikir : Di dalam al-qur'an banyak ayat-ayat yang mengulas suatu bahasan yang memerlukan pemikiran menusia untuk mendapatkan manfaat dan juga membuktikan kebenarannya, terutama mengenai alam semesta.

Keistimewaan Dan Keutamaan Al-Quran Dibandingkan Dengan Kitab Lain:

1)      Memberi petunjuk lengkap disertai hukumnya untuk kesejahteraan manusia segala zaman, tempat dan bangsa.

2)      Susunan ayat yang mengagumkan dan mempengarihi jiwa pendengarnya.

3)      Dapat digunakan sebagai dasar pedoman kehidupan manusia.

4)      Menghilangkan ketidak bebasan berfikir yang melemahkan daya upaya dan kreatifitas manusia (memutus rantai taqlid).

5)      Memberi penjelasan ilmu pengetahuan untuk merangsang perkembangannya.

6)      Memuliakan akal sebagai dasar memahami urusan manusia dan hukum-hukumnya.

7)      Menghilangkan perbedaan antar manusia dari sisi kelas dan fisik serta membedakan manusia hanya dasi takwanya kepada Allah SWT.



B.     Isi  Pokok  Al-Quran

1.      Tauhid : Percaya secara Haqqul yakin kepada Allah SWT. dan Malaikat-malaikat-Nya. Dan Kitab-kitab-Nya. Dan para Rasul-rasul-Nya. Dan Hari Qiyamat/Hari kemudian. Serta percaya kepada Qodho dan Qodar-Nya (Baik dan buruk datangnya dari Allah.SWT).

















Artinya: “Katakanlah (Muhammad) Dialah Allah  yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia”. (QS. Al-Ikhlas : 1-4)



2.      Tuntunan Ibadah : Selaku perbuatan yang menghidupkan jiwa Tauhid.











Artinya: “ Wahai manusia! Sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang yang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa”. (QS. Al-Baqarah : 21)

3.      Janji dan Ancaman : Al-Qur-aan menjanjikan pahala dan siksa.











Artinya: “ Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan furqan (kemampuan membedakan antara yang hak dan bathil) kepadamu dan menghapus segala kesalahanmu dan mengampuni (dosa-dosamu). Allah memiliki karunia yang besar”. (QS.Al-Anfal : 29)







Artinya: “ Siapa yang ingkar terhadap ayat-ayat Allah, maka sungguh, Allah sangat cepat perhitunganNya”. (QS. Al-Imron : 19)

4.      Hukum Pergaulan Bermasyarakat : Demi mendapatkan kebahagiaan Dunia dan Akhirat.









Artinya: “ Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari

seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti”. (QS. Al-Hujurat: 13)

5.      Inti Sejarah

Orang-orang yang tunduk dan ta’at kepada Allah SWT seperti para Nabi dan Rasul juga orang-orang Shaleh. Sejarah manusia yang mengingkari Agama Allah dengan segenap hukum-hukum Allah. Ini semua menjadi i’tibar atau contoh bagi orang yang beriman dan berakhlaq mulia. Dengan harapan agar tercapai kebahagiaan hidup di Dunia dan di Akhirat. Allah menurunkan Al-Qur-aan itu gunanya untuk dijadikan dasar "Hukum" dan disampaikan kepada seluruh hambaNya. Serta membimbing agar manusia berilmu supaya memahami bahwa segala Perintah Allah wajib diamalkan, dan segala LaranganNya wajib ditinggalkan. Dan siapa saja yang melanggar pasti terkena sanksi yang telah ditetapkan Allah SWT. Perhatikan Firman-Nya :













Artinya : “Maka berpegang teguhlah kepada (Al-Qur-aan) yang telah KAMI Wahyukan kepada engkau. Sesungguhnya engkau berada didalam jalan yang lurus. Dan sesungguhnya Az-zikro (Al-Qur-aan) itu, suatu kemuliaan bagimu dan bagi kaummu. Dan akan di minta pertanggung jawabanmu (dalam memegang dan menyiarkan Al-Qur-aan ini)" (Q.S. Az-Zukruf : 43 - 44)

C.     Manfaat Kisah-kisah al-Qur’an

Kisah-kisah Al-qur’an sering disebut dengan qashasul Qur’an. Al-Qur’an lebih banyak berbicara tentang kisah ketimbang ayat-ayat yang berbicara tentang hukum karena memberikan isyarat bahwa Al-Qur’an sangat perhatian terhadap masalah kisah yang mengandung banyak ibrah (pelajaran). Allah SWT. berfirman:







Artinya: ”Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al-Qur’an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang yang beriman”. (QS. Yusuf: 111).

Manna al-Khalil al-Qathan mendifinisikan kisah Al-Qur’an adalah pemberitaaan Al-Qur’an tentang hal ikhwal umat-umat dulu dan para Nabi, serta peristiwa-peristiwa yang terjadi secara empiris. Dan sesungguhnya Al-Qur’an banyak memuat peristiwa-peristiwa masa lalu, sejarah umat-umat terdahulu, negara, perkampungan dan mengisahkan setiap kaum dengan cara shuratan nathiqah artinya seolah-olah pembaca kisah tersebut menjadi pelaku sendiri yang menyaksikan peristiwa itu.

Tujuan dan fungsi kisah-kisah dalam al-Qur’an:

1.      Untuk dijadikan uswah hasanah dengan mencontoh akhlak para Nabi dan orang-orang saleh yang disebutkan dalam Al-Qur’an.

2.      Untuk mengokohkan hati Nabi Muhammad dan umatnya dalam beragama islam dan menguatkan kepercayaan orang-orang mukmin tentang datangnya pertolongan Allah dan hancurnya kebatilan.





Artinya : “ Dan semua kisah Rasul-Rasul, kami ceritakan kepadamu (Muhammad), agar dengan kisah itu Kami teguhkan hatimu, dan di dalamnya telah diberikan kepadamu (segala) kabenaran, nasihat, dan peringatan bagi orang yang beriman”.( QS. Hud : 120).

3.      Untuk menarik perhatian para pendengar dan menggugah kesadaran diri mereka melalui penutura kisah.

4.      Menjelaskan prinsip-prinsip dakwah agama allah, yaitu inti ajaran para rasul Allah adalah tauhid.

BAB III

PENUTUP

                       

A.     Kesimpulan

Pokok-pokok isi kandungan Al-Quran ada lima, yaitu:

1.      Tauhid, kepercayaan pada Allah SWT, Malaikat-malaikatNya, Kitab-kitabNya, para RasulNya, Hari kemudian, Qodlo dan Qodar yang baik dan buruk

2.      Tuntutan ibadah sebagai perbuatan yang menghidupkan jiwa tauhid

3.      Janji dan Ancaman: al-Qur’an menjajikan pahala bagi orang yang mau menerima dan mengamalkan isi al-Qur’an dan mengancam mereka yang mengingkarinya dengan siksa.

4.      Hukum yang dihajati pergaulan hidup bermasyarakat untuk kebahagian dunia dan akhirat.

5.      Inti sejarah orang-orang yang tunduk kepada allah,yaitu orang-orang yang shaleh seperti Nabi-nabi dan Rasul-rasul, juga sejarah mereka yang mengingkari agama allah dan hukum-hukumnya. Maksud sejarah ini ialah sebagai tuntunan dan tauladan bagi orang-orang yang hendak mencari kebahagian dan meliputi tuntunan akhlaq.

B.     Saran

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, karena itu kami menunggu kritik dan saran yang positif demi perbaikan makalah ini dimasa mendatang.
Share:

BTemplates.com

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

rahmadnyell@. Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut

Cari Blog Ini

Pages - Menu